Selintas Tulis

Tulisan Sekali Duduk..

Month: July, 2013

Seru Mendaki Semeru! (tamat)

Setelah sekitar dua jam berada di puncak, pasukan kembali turun. Si Iril hampir saja salah arah pulang. Dia melipir ke kanan dari jalur seharusnya tanpa sadar. Nah, kalau diteruskan, seperti itulah konon biasanya orang yang suka tersesat dan jatuh ke Blank 75, yang dirasa sama seperti jalur turun karena sama-sama pasir tapi tiba-tiba nanti ada patahan jurang vertikal sekitar 75 meter. Patokan jalan turun yang benar adalah bendera merah putih yang ditemui saat naik, atau arah utara dari puncak.

Pasir yang kami naiki lebih dari 4 jam itu jika ternyata jika dituruni hanya memakan waktu sekitar 15 sampai 30 menit. Oooh, teganya, teganya, teganya pasir ini. Di ujung pasir saya sempatkan tidur-tiduran dulu di tepi tebing sambil menunggu yang lain dan merekam gambar. Menyaksikan orang-orang turun, terlihat wajahnya pada bahagia.

Tambah sekitar 15 menit lagi dari situ kami sampai di kamp Arcopodo. Rido yang sudah sampai duluan, sudah mengambil lapak duluan di tenda untuk tidur kembali. Kami sepakat untuk tidur dulu selama satu jam sebelum turun.

Jam 10 kami bongkar tenda, packing ulang, dan bersiap turun, termasuk saya bongkar isi perut lagi. Maaf, mengotori Arcopodo 2 kali dengan sampah sangat organik 😀 Sekitar jam 11 kami mulai perjalanan pulang.

Read the rest of this entry »

Seru Mendaki Semeru! (1)

Rabu, 19 Juni 2013. Waktu menunjukkan pukul 13.20 saat saya, Moa, Balad, dan Nanang tiba di Stasiun Pasar Senen. Berangkat dari Depok sejak pukul 11.30 dan lewat jalan tol pun tidak membuat kami punya persediaan waktu banyak untuk mengejar kereta yang akan berangkat pukul 13.40 ke Malang. Kemacetan di Jakarta memang tidak ada matinya.

Kami masih punya waktu sekitar 20 menit sebelum kereta benar-benar berangkat. Tetapi tiket belum ditukar, dan yang ada di tangan kami masih berupa voucher pembelian tiket online. Menuju loket penukaran, dan aaah.. mengular juga seperti jalanan tadi. Belum lagi pihak-pihak yang tidak sabar dan hendak menyalip antrian kami. Beruntung tas ransel besar masih digendong, sehingga bisa menghalangi gerak-gerik mencurigakan untuk mendahului di belakang saya. Tiket didapat, 10 menit sebelum kereta benar-benar berangkat.

Satu lagi, kawan kami Rido yang berangkat dari Pamulang belum tiba. Sebelumnya sudah dihubungi, tetapi tidak tersambung. Setelah tiket didapat barulah saya hubungi kembali. “Di mana lu?” “Gambir,” jawaban dari seberang. “Wadduh, keretanya jam 13.40, bro..“Haah?! Bukannya 14.10 biasanya?.” Konon Rido langsung turun dari Kopaja dan segera membajak tukang ojek.

Read the rest of this entry »