My 2011 Journeys of Indonesia – Pulau Tidung
by Fadhli
Bersama Teman Bule ke Pulau Tidung (8-10 April 2011)
Kali ini saya berangkat bersama teman-teman kampus yaitu Budi, Waway, Rista dan Dewi, dan teman kantor yaitu Tove (berkebangsaan Swedia), yang mengajak teman-teman tempat tinggalnya yaitu Steffi, Tasya, Peter (Norwegia), dan Jung (Belgia).
Kami, kecuali Rista dan Dewi yang datang menyusul, janjian bertemu di Stasiun Kota hari Jumat pagi untuk melanjutkan perjalanan ke Muara Angke. Agak malu saat memasuki Pelabuhan Muara Angke yang agak-agak jorok, dan sempat dikomentari oleh teman bule kita. Maklum lah, mungkin karena pelabuhan ikan juga kali ya. Dari Muara Angke, kami lanjut menyebrang ke Pulau Tidung dengan kapal motor.
Di perahu yang membawa kami menyebrang ini, sebagian teman-teman sudah mengambil posisi duduk di bagian moncong kapal, mereka tidak masuk di bagian dalam. Mungkin sudah mulai ingin dijemur matahari di atas laut kali. Hehe
Tiba di Pulau Tidung, kami disambut pemandu yang sudah dikontak Budi sebelumnya. Kami mendapat Guest House yang lumayan, dengan AC, kasur yang empuk, TV, dispenser, toilet yang bersih dan disambut dengan Welcome Drink, air kelapa yang disambut lagi dengan makan siang dengan nasi, sayur, dan ayam.
Berhubung hari Jumat, saya, Budi dan Waway melaksanakan Shalat Jumat dulu. Sementara teman-teman perempuan dan bule, langsung bermain ke pantai. Jalan-jalan dan berenang. Setelah Jumatan selesai, barulah kami mengambil sepeda dan menuju daerah pantai juga.
Sampai di area pantai, Saya, Budi dan Waway sih ga berenang. Belom pada mau, karena besok pun ada jadwal snorkeling kan. Akhirnya kami berjalan dan foto-foto di Jembatan Cinta.
Setelah itu, barulah kami bertemu lagi dengan kawan-kawan yang sudah duluan bermain. Beberapa dari mereka uji nyali untuk lompat dari Jembatan Cinta. Tapi ternyata yang cukup berani hanya Jung. Horeee!
Saat bermain-main di pantai dan jembatan ini ada satu kejadian, di mana petugas kepolisian daerah situ memanggil kami. Dia menanyakan surat-surat teman yang ekspatriat, bahkan pake sedikit mengancam sanksi bila tidak dilengkapi surat. Dengan bantuan guide kami, ditambah dengan sedikit gertakan halus dari saya, masalah ini tidak berbuntut panjang.
Setelah dari pantai, kami kembali sebentar ke Guest House untuk siap-siap lagi liat sunset. Saat itulah Dewi dan Rista datang. Mereka menyebrang ke Pulau Tidung menggunakan perahu dari Pelabuhan Marina Ancol, jadwalnya lebih siang. Setelah semua siap, kami kembali bersepeda dan bersiap menyaksikan sunset sambil ngobrol bebas di tepi laut.
Setelah hari gelap, kami pun menyantap makan malam. Setelah perut terisi, kembali ke ruangan masing-masing. Namun Saya, Budi, Waway, Rista, dan Dewi, tidak memutuskan untuk segera tidur. Agak malaman dikit, kami keluar lagi, mencari semangkuk baso. Hehe
Esok paginya, kami bersiap untuk snorkeling. Life Vest, sepatu khusus, dan alat bantu pernapasan disiapkan. Kapal pun sudah siap. Tapi agaknya ombak sedang tinggi. Guide awalnya menawarkan 2 spot, tapi karena masalah ombak itu, kami hanya melakukannya di satu titik (foto-foto snorkeling ga ada, karena ga ada yang punya kamera waterproof). Setelah itu kami berisitirahat dan makan siang di salah satu pulau kecil yang sepi.
Setelah merasa cukup snorkeling, perahu membawa kami kembali berlayar pulang. Sempat terjadi kecemasan, karena di tengah perjalanan, mesin perahunya mati. Guide menyarankan kami agar snorkeling lagi sambil menunggu mesin menyala. Tetapi energi kami sudah habis. Jadilah kami terapung di perairan sekitar 30menitan sebelum akhirnya tiba kembali di Guest House untuk Tiduuur! Fiuuuh, capek banget.
Nah, di malam hari kedua ini acara dilanjutkan dengan bakar-bakaran ikan. Dimakan dengan lahap secara prasmanan di pinggir pantai.
Setelah makan, acara belum selesai. Ada satu pertunjukan hebat yang diberikan oleh Tove. Mau tau apa? Nih…
Nah, setelah usai, kami sempat berfoto bersama lagi dengan foto gaya gokil, sebelum akhirnya kembali ke kamar masing-masing untuk berisitirahat.
Besok paginya, di hari ketiga, kami bersiap-siap pulang. Masih ada juga yang menyempatkan melihat sunrise dan jalan-jalan menyusur sisi pantai yang lain sebelum berangkat pulang ke Jakarta. Saat pulang, cuaca cerah mengantarkan kami berlayar kembali ke Jakarta.
Daah Tidung… 3 hari cukup ya…
Haha, pagi-pagi start dari Muara angke pasti merusak suasana keberangkatan temen-temen semua ya? yang ga tahan sama bau amis dan suasana becek pasar ikan disana bisa2 mual dan muntah di tempat hehe.. apalagi pelabuhannya agak2 item coklat butek jorok gimana gituuu. Si Tove waktu istirahat snorkeling di Pulau kecil sampe bilang ‘why is the beach here so dirty?’. saya sih senyum aja, biar dia analisa sendiri kenapa begitu, hehehe…
Oia waktu itu saya sama Rista mulanya mau berangkat pagi-pagi dari Hotel tempat Rista Rapat malam sebelum keberangkatan ke Tidung. Cuma pas paginya saya kok jadi agak berat berangkat karena ada tugas yang belum tunai dari tempat kerja dan pesimis bisa diselesein sepulang dari Tidung. Jadilah saya agak mikir-mikir lagi buat berangkat pagi walopun udah dapet ijin ga masuk kerja. Dan karena kebanyakan mikir jadilah keburu pagi agak siang beneran, hehe.
Waktu Rista pagi-pagi di Kota telepon, ‘Dew, dimana?’ saya jawab ‘Udah siap nih Rist, tapi belom berangkat. Rista aja berangkat sama yang lain gimana?’ Rista bales kurang lebih begini ‘Yah ga mau ah, masa berangkat sendirian. Kita berangkat dari Marina naik kapal yang agak siang gimana?’ Waktu itu sih saya langsung setuju aja, karena kita berdua emang udah niat liburan sama kenalan sama temen2 dari UN-numpang liburan tepatnya ya Bud? hehe..
Setelah janjian di Kota, Saya sama Rista langsung menuju Marina-Ancol. Karena jadwal berangkat kapal boat sekitar zuhur gitu, jadilah kita sempet ngobrol-ngobrol seru di pinggir pantai. Ngobrolin masa-masa SMA, ngobrolin beasiswa, sampe ngobrolin acara Super Nanny yang di Metro TV. Bahkan saking isengnya kita sempet makan indomie sama lemon tea di Kafe deket pantai dan naik Fun Train di dalem Ancol. Dan gara-gara itu semua kita hampir aja ketinggalan jadwal kapal boat yang udah mau berangkat dari pelabuhan, hehehe…
Biar ga ketinggalan kapal, saya sama Rista pun lari agak cepet. dan Yup! nama kita berdua pas banget mau diabsen sebelum masuk pelabuhan dan diperiksa tiketnya buat naik ke boat. Itulah kali pertama saya dan Rista nyebrang pulau pake boat-dengan mengumpulkan keberanian dulu tentunya-karena ga ada temen yang dikenal di perjalanan dan ternyata ombak yang lagi gede bikin boat naik-turun ga stabil, bikin penumpang termasuk kita berdua kecipratan ombak gede dari jendela. Kena ombak bukannya bikin kita takut, saya sama Rista justru ketawa ngerasain pengalaman ini hihi…
Setelah capek turun dari boat, ada ‘SURPRISE’ yang saya inget terus sampe sekarang. Ceritanya waktu baru aja sampe di Tidung, ada bapak-bapak muda yang jalan menuju saya dan Rista lalu nyapa, ‘Mba Dewi ya?’ entah kenapa dari sekian banyak penumpang yang turun dari boat, bapak muda ini keliatannya percaya diri banget salah satu diantara kita berdua ada yang namanya Dewi. Saya jawab sambil agak bingung ‘Iya betul, Pak’. Lalu beliau bilang ‘Mau ke rumahnya Pak Rasyid kan?’ saya jawab ‘Iya Pak’. Beliau bilang ‘Ayo saya antar pake becak ke rumahnya’ sebelum salah orang dan salah tujuan, saya tanya dulu biar pasti ‘oh maaf, Bapak ini siapanya Pak Rasyid?’ ‘Saya anaknya yang punya rumah, Pak Rasyid kebetulan yang ngurusin penyewaannya Mba’.
Singkat cerita, Saya dan Rista diantar dengan selamat sampai Guest House oleh bapak muda baik hati itu. Awalnya sempet terharu karena kita pikir dijemput dari pelabuhan ke Guest House itu idenya kalian (Ka Fadhli, Waway, Budi). Terharu karena kalian yang lagi senang-senang di pantai kok inget kita berdua yang ga tau jalan di Pulau Tidung dan muncul ide buat kirim jemputan becak. Tapi setelah berpikir dua kali, ah kayaknya bukan juga deh, hehe. Menurut analisa sederhana kita berdua, jemputan becak ini sih salah satu bentuk service yang dikasih ke pengunjung Guest House. Jadilah Saya dan Rista ga jadi terharu, hehehe….
Finally, liburan ke Pulau Tidung berbuah manis. Manisnya adalah selain bisa refreshing mind n’ soul di Pulau cantik yang dari hiruk pikuk Jakarta, juga bisa kenalan sama temen2 baru sekalian refresh Bahasa Inggris yang udah lama ga dipake, diskusi tentang beberapa topik seru dengan mereka. Jadi kenal Yung dengan ‘HAHAHA’-nya beserta cerita singkat keluarganya, kenal Tove dan nonton atraksi fire beach yang dipelajari dari di Thailand, kenal Tasya yang berhati baik dan hobi desain2 bajunya , Peter yang pilot dan Steffi yang keliatan cuek tapi ternyata cukup deket sama ibunya. Dan juga kenal temen2 dari Indonesia tercinta yang menyambut kedatangan saya dan Rista dengan kebaikan-ketulusan hati dan keramahtamahannya, Ka Fadhli, Waway, Budi, Really BIG THANKS to you all Bro :)) What an exciting experience with you all! kapan2 liburan sama yang lain juga yuk 🙂