Selintas Tulis

Tulisan Sekali Duduk..

Catatan Cacat

Kalau di kelas tuh entah kenapa malas menulis. Mau menulis apa yang tercantum di slide, nanti juga akan diunggah ke laman akademik, toh ujian juga tidak bisa hanya mengandalkan isi slide. Mau menulis apa yang dibicarakan dosen, juga ga akan berarti banyak di ujian kalau hanya menyalin apa yang dikatakannya tanpa analisis plus literatur. Jadi di buku catatan, seringnya saya nulis nomor kode matakuliah, tanggal, terus paling tiga hingga lima baris formalitas kalau sedang ingin.

Tidak seperti kawan-kawan lain juga yang membawa laptop, saya sama sekali ga pernah bawa ke kelas karena laptop kesayangan saya itu bermasalah dengan engselnya. Padahal selain untuk mengetik pelajaran di kelas, orang-orang juga sering cek surel, akses Facebook atau chatting. Untuk masalah ini dosen juga tahu. Tadi saat kelas presentasi, dosen duduk di belakang, sambil ketawa-tawa dia bilang, “Haa now I sit at the back, I am Facebooking, you do the presentation and you can not Facebooking because I am behind you…” Untung saja itu becanda, di kelas bebas aja sih sesekali kalau mengantuk saya juga mainkan ponsel.
Read the rest of this entry »

A documentary of urban farming in Detroit (25 minutes). Impressive one… I am willing to do so… Fresh food, smale scale, non-poison, modesty, (looks) happier

http://www.aljazeera.com/programmes/earthrise/2012/08/2012817102031778843.html

Hari (Dapet) Buku Sedunia

image

Pesan didapat siang hari waktu setempat saat nongkrong di perpustakaan. Terima kasih banyak untuk kebaikannya.

Buku itu sebetulnya sudah saya pesan di satu toko buku di sini versi Bahasa Inggris. Tapi lama sekali tidak dapat kabar hingga saya minta tolong kawan belikan saja versi Bahasa Indonesia dan kirimkan ke rumah. Suatu saat saya pulang, baru saya baca.

Eh tiba-tiba sehabis ucap terima kasih di pesan di atas, ada telepon masuk…

Penelepon: Hallo, Mr. Nasution?
Saya: Yes
P: This is American Book Center. You ordered book a month ago. Now we have it here. But it is damage. So it’s up to you, if you want to take it maybe you can get more discount, or you can wait about next one month.
S: Can I look it first?
P: Ya it’s OK you can come over to see the book
S: Then after that maybe I can decide
P: OK, no problem

Sampai kamar untuk siap-siap gowes ke toko buku ada pesan lagi dari Iril. Katanya baru sampai juga ke rumah buku tentang gerakan urban farming, yang saya pesan sebelum dijual di toko buku umum. Itu karya pertama dari organisasi urban farming terbesar di Indonesia saat ini. Lumayan bisa buat nambah bahan tesis.

Nah, sebelum gowes ke toko buku yang tadi menelepon saya, akhirnya saya mengubah pikiran untuk membatalkan pesanannya karena khawatir jadi tidak terbaca salah satunya. Tetapi saya tetap membeli judul lainnya.

Jadilah hari ini hari (dapet) buku sedunia lagi. Walaupun entah kapan dibacanya.

Dan ingatlah, kedalaman ilmu tidak bisa sekedar diukur dari banyaknya buku.

Ke Dokter

Datang jam 9 pagi ke klinik lalu registrasi. Beruntung kali ini ga usah bayar karena Sang Dokter sudah memiliki kontrak dengan asuransi yang saya gunakan, jadi asuransinya yang bayar langsung ke dia.

Kemudian disuruh tunggu karena sedang padat pasien. Kata resepsionisnya bisa satu jam lebih. Kursi di ruang tunggu sudah terpakai semua, jadi duduk di tangga sampai ada yang kosong. Dugaan resepsionis benar. Untung bawa bacaan, satu jurnal dan tiga artikel lumayan beres, walaupun ada yang ngulang.

Jam 10.30an baru dipanggil masuk ruang periksa. Dokternya lumayan cool menurut saya sih gayanya, ga pakai jas putih yang suka bikin anak-anak jadi takut… hihi. Dia juga nyalamin setiap pasien saya lihat sebelum masuk ruangannya.

Dr: So… what can I do for you?
Me: I feel that my left chest is sick, especially when I am breathing longer…
Dr: Are you coughing?
Me: No
Dr: Do you feel pressure on your chest?
Me: Yes
Dr: Do you feel short of air while breathing?
Me: Yes
Dr: Since when?
Me: Maybe Sunday, after I played football. I once got hit in this chest, but it was already long time ago
Dr: When it was?
Me: More than a month…
Dr: Let me check (stethoscoping many times in my chest and back, in stand up position)
Dr: It sounds good. Maybe it just muscle problem. It will go away.
Me: No problem then with my heart?
Dr: (Smiling) I don’t think so. Other thing?

Me: This my right eye, it got hit also like two weeks ago, now I feel there is a red dot…
Dr: Ooh red ya (examining and touching my eye), but it’s also OK. No worries.
Me: It will also go away?
Dr: Yah, I think so.
Me: I don’t need medication?
Dr: Nope.
Me: Thank you.
Dr: You’re welcome.

Kelar ga lebih dari sepuluh menit dari waktu tunggu yang 90 menit. Emejjjiiing 😀

Merasakan juga tipe praktik dokter di sini yang kata orang-orang memang nampak “menggampangkan” dan susah ngasih obat. Seorang bapak, teman sekelas, juga cerita bahwa anaknya sudah panas pun tetap dibilang “It’s OK… kalau dalam tiga hari panasnya meningkat, baru bawa lagi.” Begitu pula cerita teman asal negara lain, “Bahkan diperiksa aja enggak.

Ya sudahlah, tapi saya percaya aja apa yang dibilang dokter untuk tidak berpikir terlalu serius tentang rasa sakitnya. Kemarin kata temen sebelum saya bilang mau periksa, “Sakitnya di sini ya Zul? Loo banyak pikiran kali tuuuuh…” Hmmm… sotoyyy… *padahal iya juga sih, dikit 🙂

Saya ngopi lagi deh, awas ya Dok kalau kenapa-napa nih… tadinya udah mau puasa ngopi, sama futsal beberapa waktu… ga jadi deh kalau gitu.

wpid-20150303_203209.jpg

Ga punya (sofa di kamar) bukan berarti ga bisa menikmati (di perpustakaan) 😀 Dua jam sebelum tutup di jam 22.00, berasa di rumah sendiri karena udah sepi. Waktu yang bagus untuk mengkhususkan lagi besok-besok.

wpid-20150303_120528.jpg

In the name of Allah who creates living things… Just put one seed to the ‘pot’, the rest are waiting… maybe this upcoming spring will make them better to grow 🙂

wpid-20150302_154050.jpg

Demi mengusahakan tugas 3000 kata yang lebih baik di termin ini. Yang penting bahan-bahan diamankan dulu, mumpung jumlah pinjaman bisa 25 buku maksimal. *belum termasuk jurnal daring. Mari.

Niat yang baik seharusnya menguatkan

Perkataan yang benar dan jujur akan memperbaiki urusan dan membawa kemaafan

Malam Minggu li[em]bur cari wangsit 2000 kata laporan, kadang di situ saya merasa sedih… iya buat Selasa sih… tapi Senin-nya juga ada tugas lain… #kopimanakopi

Memoar Perjalanan Den Haag (6) – Tragedi

Biar ga kayak arus utama, saya tulis memoar ini loncat dari (4) ke (6), yang kelima belum ditulis. Nanti lagi kapan-kapan.

Sebenarnya bagian ini terjadi singkat saja dalam hidup saya, hanya beberapa jam saja. Namun ini pertama kalinya dalam hidup saya, di negeri orang pula. Kisahnya antara sedih, tegang, tetapi setelah berlalu jadi lucu-lucu aja, kocak dan jadi bahan candaan. Orang lain mah ke negeri orang pulang bawa cerita buat anak cucu mungkin yang gagah-gagah, lah ini yang konyol-konyol sedep. “Hidup lo Zul… Zul…” kata kawan-kawan. Hha

Jadi kala itu Jumat malam, 16 Januari 2015 saya sedang asyik di kamar mengerjakan sesuatu di depan laptop sambil mendengarkan lagu yang distel dengan pengeras suara. Sebetulnya waktu itu sudah diajak kumpul-kumpul dengan kawan Indonesia yang akan bermain band. Berhubung saya ga bisa main alat musik dan nyanyi, saya putuskan menyendiri aja di kamar, niatnya baca gitu biar kayak orang serius.

Di asrama, saya masak dulu, waktu itu eksperimen tumis kangkung dan lumayan berhasil (keasinan dikit sih). Makan malam lah saya. Oh ya, hari itu juga siangnya untuk pertama kali saya masak kacang ijo, hari memasak yang berat banget rasanya. Lamaaa-nya minta ampun, nungguinnya bisa sampe PhD. Hha

Nah setelah makan malam dan beraktivitas di depan laptop sekitar pukul 21.15-an, tiba-tiba dari luar terdengar ketukan “Tok tok tok… Tok tok tok…” Saya yang bersarung waktu itu langsung buka pintu, dan tiba-tiba di hadapan saya ada tetangga (perempuan) yang kamarnya persis di depan kamar saya, dengan histeris dia nunjuk ke pintu kamarnya, “Look!! My door is broken… Did you hear something or did you see someone?”

Read the rest of this entry »